Selamat Datang di Nishae Poenya Blog

Senin, 07 Oktober 2013

konsep, fakta, dan teori pend. IPS SD

KONSEP, TEORI, DAN FAKTA
PENDIDIKAN IPS SD


1.      Guru mampu memilih metode yang tepat
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau tehnik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik individual maupun secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode pembelajaran
Dalam  memilih dan menganalisis metode pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.      Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.
2.      Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode driil kurang tepat digunakan.
3.      Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan apalagi bila ruangan yang tersedia kecil. Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.
4.      Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Bila metode eksperimen yang akan dipakai, maka alat-alat untuk eksperimen harus tersedia, dipertimbangkan juga jumlah dan mutu alat itu.
5.      Kemampuan pengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian. Metode ceramah memerlukan kekuatan guru secara fisik. Guru yang mudah payah, kurang kuat berceramah dalam waktu yang lama. Dalam hal ini ia sebaiknya menggunakan metode yang lain yang tidak memerlukan tenaga yang banyak. Metode diskusi menuntut keahlian guru yang agak tinggi, karena informasi yang diperlukan dalam metode diskusi kadang-kadang lebih banyak daripada sekedar bahan yang diajarkan.
6.      Sifat bahan pengajaran. Ini hampir sama dengan jenis tujuan yang dicapai seperti pada poin 2 diatas. Ada bahan pelajaran yang lebih baik disampaikan lewat metode ceramah, ada yang lebih baik dengan metode driil, dan sebagainya. Demikianlah beberapa pertimbangan dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam proses interaksi belajar mengajar.
Metode apapun yang digunakan oleh pendidik atau guru dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip KBM.
1.      Pertama, berpusat kepada anak didik. Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar.
2.      Kedua, belajar dengan melakukan. Supaya proses belajar itu menyenangkan, guru harus memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata.
3.      Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial.
4.      Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran dan pendidikan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik.
5.      Kelima, mengembangkan kreatifitas dan ketrampilan memecahkan masalah. Proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan oleh guru bagaimana merangsang kreativitas dan imanjinasi anak untuk menemukan jawaban setiap masalah yang dihadapi anak didik.
Sedangkan syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.      Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.
2.      Metode yang digunakan dapat merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.
3.      Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4.      Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
5.      Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.      Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Menciptakan Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai sasaran belajar. Prinsip belajar orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya sama yaitu melalui penjelajahan (eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun). Seorang guru idealnya kreatif mendesain lingkungan belajar agar tercipta suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria. Misalnya menambah gambar-gambar di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan yang bersih, aneka hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan pencahayaan ruangan yang memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan informasi dari proses belajar banyak berlangsung dalam pikiran bawah sadar. Siswa menyerap materi pelajaran tanpa memikirkannya secara sadar. Oleh karenanya pikiran bawah sadar harus dirangsang sedemikian rupa agar responsif. 
Kedua, Bila perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan hiasan-hiasan dinding.  
Ketiga, siapkan musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik yang direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi ancaman.
Beberapa tips yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan:
1.      Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan.
2.      Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda.
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.
3.      Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh, itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4.      Beri pertanyaan yang mudah dijawab                        
Jika hal di atas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara. Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5.      Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau "tidak".
6.   Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.
FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, DAN TEORI DALAM IPS
Fakta merupakan dasar untuk pengajaran kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan erat dan harus dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi. Konsep dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan generalisasi dikembangkan dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti. Struktur ilmu sosial dari yang paling sempit ke yang paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Fakta : adalah kenyataan yang ada disekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh kategori dari fakta : obyek , peristiwa, proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak lebih dari pada apa yang tampak. Konsep = suatu kesatuan atribut yang berkaitan dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses. Konsep dapat dipahami bila dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. Atribut : ciri yang membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas : pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau pikiran. Setiap kelas memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda atau tidak berhubungan .

Menurut Womack (1970) GENERALISASI DAN TEORI. Generalisasi adalah hubungan beberapa konsep atau rangkaian hubungan antar konsep konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferen, kesimpulan, dan pemahaman. Ciri ciri generalisasi: a. Menunjukan hubungan dua konsep atau lebih. b. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas. c. Tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep. d. Berdasarkan pada konsep dan dikembangkan atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan pengamatan semata. e. Berisi pernyatan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya diuji berdasarkan bukti bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran. f. Bukan sekedar pernyatan yang ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian Fungsi generalisasi: a. Sebagai tujuan umum study sosial. b. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran c. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar d. Membantu dalam membangun bahan bahan pengajaran dalam kurikulum Prinsip-prinsip konsep menurut Kardiyono (1980:13) : 1. Keperluan Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang dibutuhkan oleh siswa dalam memahami dunia disekitarnya. 2. Ketepatan Perumusan konsep yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberikan peluang bagi penafsiran yang salah. 3. Mudah dipelajari Konsep yang diperlukan harus dapat dipastikan dengan mudah. 4. Kegunaan Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna. b.3. Pembinaan konsep dalam IPS Pembinaan konsep berarti mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep samapi membentuk suatu abstraksi pada diri siswa memerlukan proses yang lama. Yelon (dalam Husein Achmad, 1982), mengemukakan mengajarkan konsep yang baik sebagai berikut : 1. Merumuskan tujuan 2. Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep. 3. Menyajikan definisi dan contoh-contoh. 4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan feedback. c. Generalisasi Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep : 1. Masyarakat primitif. 2. Lingkungan hidup. 3. Cara hidup. Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat, atau benda. Generalisasi yang lebih bermanfaat yaitu generalisasi yang memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi tingkat keberlakuannya lebih umum. Fakta itu konkret dan dapat diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan (bersifat khusus). Sedangkan generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan secara langsung. d. Teori Teori adalah sepasang proposisi yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi. Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada proposisi yang menghubungkan konsep. Kriteria untuk menyusun teori sebagai berikut : 1. Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan 2. Bagaimana kompleksnya proposisi yang dihubungkan 3. Sampai sejauh mana teori itu dapat diterapkan 4. Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia 5. Samapai sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain 6. Berapa banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori 7. Sampai sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan dengan teori tersbut dapat teruji Menurut, David Easton (Djojo Suradisastra, 1991/1992), teori generalisasi terdiri dari 3 tingkatan : 1. Generalisasi Singular Hanya menghubungkan 2 konsep. 2. Teori dimensi sempit Terbebtuk oleh berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang belum tertata dalam pernyataan dapat dituang dalam suatu pernyataan umum. 3. Teori berdimensi luas Menjangkau sesuatu yang lebih luas dari teori dimensi sempit jangkauannya meliputi keseluruhan dalam suatu ilmu. Setelah memahmi teori, kita dapat lebih melihat keteraturan mengenai gejala-gejala dalam masyarakat lebih sempurna. Dengan demikian akan dapat membawa kita kepada pemikiran tentang sebab-akibat dalam batas tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar