KONSEP,
TEORI, DAN FAKTA
PENDIDIKAN
IPS SD
1.
Guru
mampu memilih metode yang tepat
Metode
pembelajaran adalah cara-cara atau tehnik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik individual
maupun secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki
pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah
menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi.
Hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih metode pembelajaran
Dalam memilih dan menganalisis metode
pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.
Keadaan murid yang mencakup pertimbangan
tentang tingkat kecerdasan, kematangan, perbedaan individu lainnya.
2.
Tujuan yang hendak dicapai, jika
tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode driil kurang tepat digunakan.
3.
Situasi yang mencakup hal yang umum
seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila jumlah murid begitu besar, maka
metode diskusi agak sulit digunakan apalagi bila ruangan yang tersedia kecil.
Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara guru.
4.
Alat-alat yang tersedia akan
mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan. Bila metode eksperimen yang
akan dipakai, maka alat-alat untuk eksperimen harus tersedia, dipertimbangkan
juga jumlah dan mutu alat itu.
5.
Kemampuan pengajar tentu menentukan,
mencakup kemampuan fisik, keahlian. Metode ceramah memerlukan kekuatan guru
secara fisik. Guru yang mudah payah, kurang kuat berceramah dalam waktu yang
lama. Dalam hal ini ia sebaiknya menggunakan metode yang lain yang tidak
memerlukan tenaga yang banyak. Metode diskusi menuntut keahlian guru yang agak
tinggi, karena informasi yang diperlukan dalam metode diskusi kadang-kadang
lebih banyak daripada sekedar bahan yang diajarkan.
6.
Sifat bahan pengajaran. Ini hampir sama
dengan jenis tujuan yang dicapai seperti pada poin 2 diatas. Ada bahan
pelajaran yang lebih baik disampaikan lewat metode ceramah, ada yang lebih baik
dengan metode driil, dan sebagainya. Demikianlah beberapa pertimbangan dalam
menentukan metode yang akan digunakan dalam proses interaksi belajar mengajar.
Metode apapun yang digunakan oleh pendidik atau guru
dalam proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh
terhadap prinsip-prinsip KBM.
1.
Pertama, berpusat kepada anak didik.
Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang
anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar.
2.
Kedua, belajar dengan melakukan. Supaya
proses belajar itu menyenangkan, guru harus memberikan kesempatan kepada anak
didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman
nyata.
3.
Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial.
Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh
pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial.
4.
Keempat, mengembangkan keingintahuan dan
imajinasi. Proses pembelajaran dan pendidikan harus dapat memancing rasa ingin
tahu anak didik.
5.
Kelima, mengembangkan kreatifitas dan
ketrampilan memecahkan masalah. Proses pembelajaran dan pendidikan yang
dilakukan oleh guru bagaimana merangsang kreativitas dan imanjinasi anak untuk
menemukan jawaban setiap masalah yang dihadapi anak didik.
Sedangkan syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh
seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1.
Metode yang dipergunakan harus dapat
membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa.
2.
Metode yang digunakan dapat merangsang
siswa untuk belajar lebih lanjut, seperti melakukan inovasi dan ekspotasi.
3.
Metode yang digunakan harus dapat
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4.
Metode yang digunakan harus dapat
menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
5.
Metode yang digunakan harus dapat mendidik
murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui
usaha pribadi.
6.
Metode yang digunakan harus dapat
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
Menciptakan
Lingkungan Kelas yang Menarik
Suasana
belajar adalah faktor penentu keberhasilan mencapai
sasaran belajar. Prinsip belajar orang dewasa dan anak-anak pada hakekatnya
sama yaitu melalui penjelajahan (eksplorasi) dan suasana hati gembira (fun).
Seorang guru idealnya kreatif mendesain lingkungan belajar agar tercipta
suasana yang menyenangkan atau dalam istilah Gordon Dryden disebut orkestrasi
lingkungan belajar. Lalu apa yang perlu disiapkan?
Pertama, desainlah
ruang kelas yang dengan hal-hal yang membuat suasana hati ceria. Misalnya
menambah gambar-gambar di dinding kelas sesuai tema pelajaran, bunga, ruangan
yang bersih, aneka hiasan warna-warni dan tata letak meja dan kursi dan
pencahayaan ruangan yang memadahi. Mengapa ini penting? Sebab penyerapan
informasi dari proses belajar banyak berlangsung dalam pikiran bawah sadar.
Siswa menyerap materi pelajaran tanpa memikirkannya secara sadar. Oleh
karenanya pikiran bawah sadar harus dirangsang sedemikian rupa agar
responsif.
Kedua, Bila
perlu ciptakan suasana kelas yang mirip pesta, ada balon, lampion, dan
hiasan-hiasan dinding.
Ketiga, siapkan
musik pengiring ketika presentasi atau ketika siswa mengerjakan tugas-tugas
yang sebelumnya telah direncanakan. Akan lebih baik jika memakai musik klasik
yang direkomendasikan oleh Dr Lazanov. (Mozart, vivaldi, Bethoven).
Keempat, seluruh
atmosfer kelas harus benar-benar bersahabat, tidak ada tekanan, apalagi
ancaman.
Beberapa
tips yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan:
1. Ciptakan
iklim yang nyaman buat anak didik Anda
Iklim yang
nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar
siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan,
sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai
pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain
yang akan mengejek ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya,
akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya
diam mendengarkan.
2. Dengarkan
dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda.
Jika siswa Anda
mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski
sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa
diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk
memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun
kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa
sedang ingin didengarkan.
3. Jangan
ragu memberikan pujian kepada siswa
Anda juga bisa mencoba dengan
memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "Oh,
itu ide yang sangat bagus" ,atau "Pertanyaan kamu bagus, itu tidak
pernah saya pikirkan sebelumnya”.
4.
Beri pertanyaan yang mudah dijawab
Jika hal di atas
belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan,
giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik
Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab
oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk
berbicara. Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah
berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan.
5. Biarkan
siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai
Minta agar para siswa mempelajari
bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya
terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah
format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "ya" atau
"tidak".
6. Controlling
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda
miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya
berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat
partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa
pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika
yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam
selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas
yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam
kelas.
FAKTA, KONSEP, GENERALISASI, DAN TEORI
DALAM IPS
Fakta merupakan dasar untuk pengajaran
kognitif dalam IPS. Ada dua hal yang mempunyai hubungan erat dan harus
dikembangkan dari fakta dasar IPS yakni konsep dan generalisasi. Konsep
dikembangkan dari fakta yang dipelajari, sedangkan generalisasi dikembangkan
dari hubungan antar konsep dalam suatu pola yang mempunyai arti. Struktur ilmu sosial dari yang paling
sempit ke yang paling luas, yaitu : 1) fakta, 2) konsep, dan 3) generalisasi. Fakta : adalah kenyataan yang ada
disekitar kita yang tidak terbatas jumlahnya. Fakta : adalah ramuan dari
pemikiran atau bahan dasar pembentuk konsep. Fakta : pesan indrawi Contoh
kategori dari fakta : obyek , peristiwa, proses, dan sebagainya. Ciri khas fakta adalah “buntu” tidak
lebih dari pada apa yang tampak. Konsep = suatu kesatuan atribut yang berkaitan
dengan simbol tentang objek , peristiwa, dan proses. Konsep dapat dipahami bila
dibahas tentang atribut, kelas (golongan), dan simbol. Atribut : ciri yang
membedakan peristiwa atau proses dari obyek lainnya. Atribut dapat didasarkan
atas fakta berupa informasi konkret yang dapat di buktikan melalui laporan
seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart
yang berisi data, dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut. Kelas :
pengelompokan kategori dari benda, kejadian atau pikiran. Setiap kelas
memasukkan atribut yang sama dan memgeluarkan atribut yang berbeda atau tidak
berhubungan .
Menurut Womack (1970) GENERALISASI DAN
TEORI. Generalisasi adalah hubungan
beberapa konsep atau rangkaian hubungan antar konsep konsep. Karena itu
generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferen, kesimpulan, dan
pemahaman. Ciri ciri generalisasi:
a. Menunjukan hubungan dua konsep atau lebih. b. Bersifat umum dan merupakan
abstraksi yang menunjukan bagian keseluruhan kelas. c. Tingkat abstraksi yang
lebih tinggi dari sekedar konsep. d. Berdasarkan pada konsep dan dikembangkan
atas dasr penalaran dan bukan hanyaberdasrkan pengamatan semata. e. Berisi
pernyatan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi, artinya
diuji berdasarkan bukti bukti yang pasti dengan menggunakan sistem penalaran.
f. Bukan sekedar pernyatan yang ditegaskan akan tetapi satu kesatuan pengertian
Fungsi generalisasi: a. Sebagai
tujuan umum study sosial. b. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran c.
Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar d. Membantu dalam membangun bahan
bahan pengajaran dalam kurikulum Prinsip-prinsip konsep menurut Kardiyono
(1980:13) : 1. Keperluan Konsep yang akan diajarkan haruslah konsep yang
dibutuhkan oleh siswa dalam memahami dunia disekitarnya. 2. Ketepatan Perumusan
konsep yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberikan peluang bagi
penafsiran yang salah. 3. Mudah dipelajari Konsep yang diperlukan harus dapat
dipastikan dengan mudah. 4. Kegunaan Konsep yang akan diajarkan hendaknya
benar-benar berguna. b.3. Pembinaan konsep dalam IPS Pembinaan konsep berarti
mengajarkan aspek konotatif dari suatu konsep samapi membentuk suatu abstraksi
pada diri siswa memerlukan proses yang lama. Yelon (dalam Husein Achmad, 1982),
mengemukakan mengajarkan konsep yang baik sebagai berikut : 1. Merumuskan
tujuan 2. Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman
konsep. 3. Menyajikan definisi dan contoh-contoh. 4. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk merespon dan memberikan feedback. c. Generalisasi Generalisasi
menghubungkan beberapa konsep sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang
bermakna yang menggambarkan hal yang lebih luas. Menurut Nursid Sumaatmadja
(1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk
kalimat lengkap yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu
prinsip atau ketentuan dalam IPS. Kita memiliki paling sedikit 3 konsep : 1.
Masyarakat primitif. 2. Lingkungan hidup. 3. Cara hidup. Generalisasi yang baik
adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat, atau benda. Generalisasi
yang lebih bermanfaat yaitu generalisasi yang memiliki tingkat abstraksi yang
lebih tinggi tingkat keberlakuannya lebih umum. Fakta itu konkret dan dapat
diobservasi, disediakan, disentuh, dan dirasakan (bersifat khusus). Sedangkan
generalisasi lebih abstrak dan tidak dapat diobservasikan secara langsung. d. Teori Teori adalah sepasang proposisi
yang berhubungan, dan menerangkan hubungan antara beberapa generalisasi.
Proposisi yang membutuhkan fakta merupakan teori yang lebih mudah dari pada
proposisi yang menghubungkan konsep. Kriteria untuk menyusun teori sebagai
berikut : 1. Bagaimana luasnya proposisi yang dihubungkan 2. Bagaimana
kompleksnya proposisi yang dihubungkan 3. Sampai sejauh mana teori itu dapat
diterapkan 4. Sampai seluas mana hubungan dari proposisi-proposisi yang
melukiskan dan menerangkan unsur yang penting dari tingkah laku manusia 5.
Samapai sejauh mana teori membimbing kearah pendalaman yang lain 6. Berapa
banyak konsep yang diharapkan pada kenyataan yang ada dalam teori 7. Sampai
sejauh mana terujinya hipotesis yang dapat diambil dari proposisi yang dihubungkan
dengan teori tersbut dapat teruji Menurut, David Easton (Djojo Suradisastra,
1991/1992), teori generalisasi terdiri dari 3 tingkatan : 1. Generalisasi
Singular Hanya menghubungkan 2 konsep. 2. Teori dimensi sempit Terbebtuk oleh
berbagai pernyataan yang terinterelasikan sedemikian rupa sehingga data yang
belum tertata dalam pernyataan dapat dituang dalam suatu pernyataan umum. 3.
Teori berdimensi luas Menjangkau sesuatu yang lebih luas dari teori dimensi
sempit jangkauannya meliputi keseluruhan dalam suatu ilmu. Setelah memahmi
teori, kita dapat lebih melihat keteraturan mengenai gejala-gejala dalam
masyarakat lebih sempurna. Dengan demikian akan dapat membawa kita kepada
pemikiran tentang sebab-akibat dalam batas tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar